Microservice
Kembali

Microservice adalah sebuah pendekatan arsitektur dalam pengembangan perangkat lunak yang memecah aplikasi besar menjadi serangkaian layanan-layanan kecil yang dapat berjalan secara independen. Setiap layanan tersebut bertanggung jawab untuk satu fungsi atau proses bisnis tertentu. Peran microservice adalah membagi sebuah aplikasi besar menjadi layanan-layanan kecil yang independen, namun tetap saling terhubung. Setiap layanan memiliki area tanggung jawabnya sendiri, memungkinkan aplikasi untuk dibangun, dikembangkan, dan dikelola secara modular.

Beberapa fungsi layanan microservice adalah:

  1. Layanan Audit Trail: Mencatat aktivitas pengguna dan sistem untuk keperluan pelacakan dan kepatuhan.
  2. Layanan Otentikasi dan Otorisasi: Mengelola akses pengguna dan memastikan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data sensitif.
  3. Layanan Big Data Analiytics menggunakan berbagai fitur technologi analisis data dan business interlligence.
  4. Layanan Pelaporan dan Kearsipan: Menghasilkan laporan audit berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai layanan dan menyimpan data dalam komponen khusus (docker).
  5. Layanan Notifikasi: Mengirimkan peringatan atau pemberitahuan terkait aktivitas mencurigakan atau hasil audit tertentu.
  6. Layanan Visualisasi: Menampilkan informasi data dan informasi pengawasan dalam format infografis.

Keuntungan Penerapan Microservices:

  1. Skalabilitas: Setiap layanan dapat diskalakan secara independen sesuai kebutuhan, memungkinkan penyesuaian sumber daya yang efisien.
  2. Fleksibilitas Teknologi: Tim pengembang dapat memilih teknologi yang paling sesuai untuk setiap layanan, meningkatkan efisiensi dan kinerja.
  3. Ketahanan Sistem: Kegagalan pada satu layanan tidak secara langsung mempengaruhi layanan lain, meningkatkan ketersediaan sistem secara keseluruhan.
  4. Pemeliharaan dan Pembaruan: Perubahan atau pembaruan pada satu layanan dapat dilakukan tanpa mengganggu layanan lainnya, mempermudah pemeliharaan sistem.

Tantangan dan Pertimbangan:

  1. Kompleksitas Komunikasi: Koordinasi antar layanan memerlukan mekanisme komunikasi yang andal, seperti penggunaan API Gateway untuk mengelola permintaan masuk dan keluar.
  2. Manajemen Data Terdistribusi: Memastikan konsistensi data di seluruh layanan dapat menjadi tantangan, terutama dalam operasi yang melibatkan beberapa layanan sekaligus.
  3. Keamanan dan Kepatuhan: Setiap layanan harus dirancang dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan kepatuhan terhadap standar audit yang berlaku.