Kerangka Integrity Arsitektur
Kembali

Arsitektur Teknologi Informasi (ATI) adalah blueprint (rancangan atau kerangka kerja terperinci yang berisi detail arsitektur, teknik, atau struktur) yang menjelaskan bagaimana organisasi Inspektorat Jenderal KKP, manajemen dan unit kerja terkait bekerja sama untuk mendukung tujuan organisasi. Arsitektur didefinisikan sebagai perangkat lunak atau jaringan, desain keseluruhan sistem komputasi dan hubungan logis dan fisik antara komponen-komponennya. Arsitektur menentukan perangkat keras, perangkat lunak, metode akses dan protokol yang digunakan di seluruh sistem.

Arsitektur Digital Integrity Platform. mendefinsikan kebutuhan pengembangan sistem dan sub sistem dalam lingkungan yang dinamis dimasa depan, agar dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi di berbagai zaman di era perkembangan teknologi digital yang semakin maju dan kompleks, mengelola risiko dan sumber daya yang terbatas. Maka rancangan arsitektur yang digunakan, meliputi:

  1. Arsitektur Visi (Architecture Vision): Penyelarasan terhadap proses bisnis pengawasan intern, tujuan organisasi, visi dan misi serta strategi, kebijakan dan ketentuan yang berlaku, standard pengawasan intern, dan tata kelola sistem pengawasan intern.
  2. Arsitektur Layanan (Service Architecture): Penetapan kebijakan dan standar layanan sistem aplikasi, layanan data dan informasi, termasuk mekanisme pengukuran kualitas sistem informasi yang melibatkan pengguna layanan.
  3. Arsitektur Bisnis (Business Architecture) : Mengacu pada proses bisnis pengawasan intern yang meliputi penyelarasan dengan Audit Charter, Kebijakan Pengawasan, Standard dan Sasaran Kinerja Organisasi. Perancangan program pengawasan berbasis risiko serta fitur pendukungnya seperti perencanan pengawasan, pelaksanaan pengawasan, pelaporan dan pemantauan tindak lanjut atas rekomendasi hasil pengawasan.
  4. Arsitektur Data (Data Architecture) : Penetapan kebijakan produsen data yang bersumber dari internal dan eksternal, bagaimana menempatkan data pada gudang data (data warehouse), perangkat engine/aplikasi yang digunakan dalam pengelolaan Big Data, fitur/tools analitik data, pengembangan algoritma komputasi, dan fitur teknologi untuk visualisasi data.
  5. Arsitektur Aplikasi (Application Architecture) : Perencanaan kebutuhan aplikasi, analisis dan perancangan (design) perangkat lunak, pemilihan framework, bahasa pemerograman, metode, teknik pengkodingan, penggunaan cloud komputasi, integrasi sistem via Application Programming Interface (API) dan penggunakan fitur aplikasi mobile.
  6. Arsitektur Teknologi (Technology Architecture) : Penggunaan teknologi dari berbagai platform, mencakup server, jaringan, dan perangkat komputer lainnya yang memadai untuk menjalankan sistem, seperti Virtual Machine (VM), Microservice (Docker), Web Hosting, Teknologi pemerograman perangkat lunak seperti HTML, CSS, Javascript, Python, SQL, dan fitur data analitik seperti PostGre, Airbyte, Laravel, Jupyter Notebook, dan Metabase.
  7. Arsitektur Keamanan Informasi (Security Architecture) : Sistem Keamanan Sistem Informasi (SKSI) menjadi salah satu refrensi utama dalam rancangan keamanan informasi yang mencerminkan standar ISO 27001:2022. Penerapan risiko keamanan sistem informasi menjadi domain penting dan strategis dalam tata kelola Integrity di masa depan.
  8. Arsitektur Implementasi (Architecture Implementations) : Kerangka kerja COBIT 2019 digunakan sebagai standar tata kelola implementasi Digital Integrity Platform. Penyelarasan antara Domain Tata Kelola dan Manajemen merupakan praktek terbaik yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem ini dalam jangka panjang.

Arsitektur Teknologi Informasi (ATI) memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

  1. Blueprint untuk arahan masa depan: ATI dapat menjadi cetak biru untuk arahan di masa depan, sekaligus penuntun untuk operasi saat ini.
  2. Menjamin kebutuhan bisnis strategis: ATI bertujuan agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan bisnis strategis organisasi.
  3. Menunjukkan dan membahas desain sistem TI: ATI menyediakan cara yang konsisten dan koheren untuk menunjukkan dan membahas desain dan pengiriman sistem TI.
  4. Memudahkan navigasi pengguna: Arsitektur informasi yang baik dapat memudahkan navigasi pengguna situs web atau aplikasi.
  5. Menghemat biaya: ATI dapat menghemat biaya dengan mengotomatiskan pemeliharaan sistem.
  6. Meningkatkan efisiensi operasional: ATI dapat meningkatkan efisiensi operasional dengan mendukung desain proses yang efisien.
  7. Meningkatkan daya saing organisasi: ATI dapat meningkatkan daya saing organisasi dengan organisasi lain.
  8. Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan: ATI dapat membantu organisasi meningkatkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan bisnis.
  9. Meningkatkan fleksibilitas dan responsivitas: ATI dapat membantu organisasi meningkatkan fleksibilitas dan responsivitas terhadap perubahan pasar dan teknologi.